A.
Pengertian
Lobby
Lobi adalah pendekatan awal yang menjurus ke suatu tujuan yang
menguntungkan, baik satu ataupun kedua belah pihak. Kegiatan lobi tidak hanya
diperlukan oleh individu untuk memperoleh apa yang menguntungkan dari pihak
lain, tetapi juga diperlukan bagi kepentingan suatu organisasi. Bagi suatu
organisasi kegiatan melobi diperlukan demi suksesnya pelaksanaan
rencana-rencana.
Dalam sebuah bisnis, lobi
merupakan permulaan dari sebuah negosiasi. Tetapi dalam proses negosiasi, lobi
sering digunakan untuk mengatasi tahap-tahap negosiasi yang mengalami jalan
buntu dan tidak menemukan kata sepakat. Jika negosiasi sampai pada tahap ini,
saat jeda bisa dimanfaatkan negosiator untuk melakukan pendekatan-pendekatan
ulang, agar menemukan titik temu ke arah sepakat.
Lobi dilakukan dengan tujuan
untuk mempengaruhi secara persuasif agar pihak lain mau memenuhi keinginan dan
tujuan pihak yang melobi. Keberhasilan lobby dipengaruhi seberapa banyak dan
luas jaringan yang dimiliki. Kegiatan lobi dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok dengan sasaran lobi juga bisa individu yang berpengaruh,
kelompok, lembaga pemerintahan (legislative, eksekutif maupun yudikatif) dan
lembaga/organisasi non pemerintah dan, perusahaan swasta.
Menjadi pelobi memerlukan
keterbukaan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman cukup yang kesemuanya
diperoleh melalui proses pengembangan yang berkesinambungan yang pada awalnya
mencakup pengembangan kompetensi untuk mengelola kombinasi
“kontak-target-waktu-tempat” secara efektif dan efisien.
Fungsi lobi
adalah untuk melindungi kepentingan organisasi/lembaga bisnis dengan membuka
komunikasi pada pihak pengambil keputusan, diantaranya: membangun koalisi
dengan organisasi-organisasi lain, mengumpulkan informasi dan mempersiapkan
laporan untuk legislator yang mewakili posisi organisasi dalam isu-isu kunci.
Ada tiga jenis lobi, yakni :
Ø Lobi
tradisional, pelobi mendekati pengambil keputusan.
Ø Lobi
akar rumput, menggunakan masyarakat untuk mempengaruhi pengambil keputusan.
Ø Lobi
political action committee, komite-komite yang dibentuk perusahaan-perusahaan
besar agar wakilnya dapat duduk di parlemen/pemerintah.
Langkah-langkah
lobi dilakukan dengan :
Ø Mengetahui
motif-motif orang yang terlibat dalam lobi;
Ø Mewaspadai
jebakan;
Ø Menetralisir
sikap lawan;
Ø Memperbesar
situasi media dan menyusun rancangan pendekatan media.
Karakteristik Lobbying
1. Bersifat tidak resmi/ Informal dapat
dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara resmi disepakati .
2. Bentuk dapat beragam dapat berupa
obrolan yang dimulai dengan tegursapa, atau dengan surat
3. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana
saja sebatas dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang
dipilih atau dipergunakan dapat mendukung dan menciptakan
suasan yang menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rilek dan
4. Pelaku /aktor atau pihak yang
melakukan lobbying dapat beragam dan siapa saja yakni pihak yang bekepentingan
dapat pihak eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis,
aktifis LSM, tokoh masyarakat atau ormas, atau pihak lain yang terkait pada
obyek lobby.
5. Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak
ketiga untuk perantara
6. Arah pendekatan dapat
bersifat satu arah pihak yang melobi harus aktif mendekati
pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif atau
menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.
Target
Kegiatan Lobi :
·
· Mempengaruhi
kebijakan.
·
· Menarik
dukungan
·
· Memenangkan
prasyarat kontrak/ dalam kegiatan /bisnis
·
· Memudahkan
urusan
·
· Memperoleh
akses untuk kegiatan berikutnya.
·
· Menyampaikan
informasi untuk memperjelas kegiatan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam lobi
1.
Pelobi
Ø Pelobi
melakukan kegiatan lobi dengan tujuan mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran
lobi. Dalam melakukan kegiatannya pelobi bisa dilakukan oleh individual atau
kelompok.
Ø Pelobi
biasanya melakukan tekanan pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung, kepada
sasaran lobi, untuk memperoleh hal-hal yang diinginkan secara halus.
2.
Pihak yang dilobi
Ø Pihak
yang dilobi, atau sering juga disebut sebagai sasaran lobi, biasanya merupakan
individu berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintahan, maupun lembaga/
organisasi pemerintah, ataupun pihak swasta.
Ø Pihak
yang dilobi juga bisa jadi merupakan bagian dari usaha untuk memperoleh teman
yang berguna, bagi pelobi, maupun organisasi/ perusahaan tempat pelobi
bergabung/ bekerja.
Strategi Loby memiliki 7
bagian :
1.
Lobi
diri sendiri
Yakinkan diri sendiri
sebelum kita yakinkan orang lain, jgn mempengaruhi orang lain sebelum kita
yakin apa yang akan kita tawarkan
2. Strategi 5 tahu
a. Tahu
masalahnya
b. Tahu
hambatannya
c. Tahu
peluangnya
d. Tahu
pesaingnya
e. Tahu
produk andalanya
3.
Strategi
bertindak
Jangan pernah menunda,
lakukan sekarang
4.
Membangun
Kepercayaan
a. Yakinkan
bahwa diri anda bisa dipercaya
b. Jangan
buru-buru cari untung
c. Jangan
membicarakan hal-hal yang tidak perlu secara berlebihan
d. Berkompromi
untuk keuntungan bersama
5.
Strategi
7 hilangkan
a. Hilangkan
kegelisahan
b. Hilangkan
keraguan
c. Hilangkan
ketakutan
d. Hilangkan
amarah
e. Hilangkan
kelelahan
f. Hilangkan
bayangan kekalahan
g. Hilangkan
rasa bermalas-malasan
6.
Strategi
jangan berhenti
a. Jangan
berhenti berpikir
b. Janga
n berhenti mengambil peluang
c. Jangan
berhenti ketika mengalami kesulitan
d. Jangan
berhenti hanya pada satu langkah
e. Jangan
berhenti bertindak
f. Jangan
berhenti memilih orang-orang yang tepat
7.
Strategi
Pembuktian
a. Buktikan
bahwa anda mempunyai tujuan
b. Buktikan
bahwa anda bisa melakukannya
c. Buktikan
bahwa konsep anda tidak diawang-awang
d. Buktikan
bahwa anda tidak sekedar mimpi
e. Buktikan
bahwa anda dapat dipercaya
KEGIATAN-KEGIATAN
DALAM MELOBI
Ø Melakukan
pertemuan-pertemuan guna menggalang koalisi dengan organisasi-organisasi lain,
dimana koalisi ini membawa berbagai kepentingan dan tujuan-tujuan dalam
mengintegrasikan langkah menghadap wakil-wakil legislatif.
Ø Mengumpulkan
informasi dan mempersiapkan laporan untuk legislator yang mewakili posisi
organisasi dalam isu-isu kunci.
Ø Melakukan
kontak dengan individu-individu yang berpengaruh dan wakil-wakil dari
badan-badan yang menyatu.
Ø Mempersiapkan
pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi terhadap
legislator.
Ø Memusatkan
debat pada isi kunci, fakta, dan bukti-bukti yang mendukung organisasi.
Strategi
Membangun Kepercayaan
1. Meningkatkan
Kepercayaan diri Sendiri
- Memulai
dengan menunjukkan keprinadian yang mampu dipercaya sampai dengan mengucapkan
hal-hal yang mudah di mengerti, masuk akal dan bisa di terima orang lain
- Berbicara
dengan tindakan harus sejalan sehingga penilaian terhadap pribadi kita layak
dipercaya, hal ini semakain membangkit semangat diri untuk pelobi
- Sebelum
kita mengharapkan kepercayaan dari orang lain, buatlah diri sendiri mampu
menjadi pribadi yang layak dipercaya jangan ragu kita akan mudah masuk ke dalam
wilayah manajemen dan berpeluang mampu mengelolanya.
2.
Jangan buru-buru cari keuntungan, tonjolkan
manfaat dan keuntungan bersama
- Dalam
pertemuan pertama kita melobi untuk suatu program kerja, terlebih dahulu
tunjukkan bahwa kita dapat dipercaya, akan lebih baik terlebih dahulu
menjabarkan manfaat dari proposal yang diajukan untuk kepentingan perusahaan
dan kemudian manfaatnya juga untuk kita dengan disertai rencana langkah yang
bisa diterapkan bersama, tanpa harus terburu-buru mengambil keuntungan dari
suatu kerja sama pada hal belum melakukan apa-apa
- Membangun
kepercayaan sangat tergantung pada bagaimana memulai lobi ini dengan
mempersiapkan diri, bahwa pelaksanaan suatu kerjasama akan mendapatkan
keuntungan bersama
3.
Jangan berbicara hal-hal yang berlebihan
(berbicara secara propesional)
- Untuk
menjadi orang yang lebih dipercaya salah satunya adalah berbicara secara
efektif dan efesien
- Berbicara
hanya sesuatu yang terfokus dan serius, menempatkan obrolan pada porsinya
- Buatlah
manajemen semakin mengagumi pribadi yang cerdas dari kita dalam menyampaikan
suatu maksud dan tujuan
- Dalam
memaparkan sesuatu tidak berbelit-belit dan isi pembicaraan dapat dipercaya
- Jangan
sampai usaha kita untuk mempengaruhi orang-orang lain menjadi sia-sia, hanya
karena penjabaran dan penjelasan panjang lebar yang membosankan.
B. Pengertian Negosiasi
negosiasi
atau perundingan. Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang untuk
mencapai tujuan bersama.
Negosiasi
memiliki dua arti, yaitu :
1. Proses tawar menawar dengan jalan
berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan antara satu
pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang
lain;
2. Penyelesaian sengketa secara damai
melalui perundingan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Menurut
Stephen Robbins dalam bukunya “Organizational Behavior” (2001), negosiasi
adalah proses pertukaran barang atau jasa antara 2 pihak atau lebih, dan
masing-masing pihak berupaya untuk menyepakati tingkat harga yang sesuai untuk
proses pertukaran tersebut. Sedang dalam komunikasi bisnis, negosiasi adalah
suatu proses dimana dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama
atau bertentangan, bertemu dan berbicara untuk mencapai suatu kesepakatan.
Kapan
sebenarnya diperlukan upaya negosiasi ? Upaya negosiasi diperlukan manakala :
Ø Tidak mempunyai kekuasaan untuk
memaksakan suatu hasil yang diinginkan.
Ø Terjadi konflik antar para pihak, yang
masing-masing pihak tidak mempunyai cukup kekuatan atau mempunyai kekuasaan
yang terbatas untuk menyelesaikannya secara sepihak.
Ø Keberhasilan kita dipengaruhi oleh
kekuasaan atau otoritas dari pihak lain.
Ø Tidak mempunyai pilihan yang lebih
baik untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi atau mendapatkan sesuatu yang
kita inginkan.
Kapan
upaya negosiasi sebenarnya tidak diperlukan ?
Menurut
Arbono Lasmahadi (2005), upaya negosiasi tidak diperlukan manakala :
1. Persetujuan atau kesepakatan bukanlah
tujuan yang ingin dicapai oleh para pihak.
2. Salah satu atau kedua belah pihak
berniat untuk merugikan atau menghancurkan pihak lain.
Negosiasi juga terdapat dua
model, yaitu :
1. Negosiasi distributif (kompetitif),
negosiasi ini lebih menekankan pada prinsip kalah dan menang bagi kedua belah
pihak yang terlibat pada kegiatan negosiasi. Tidak peduli terhadap kepentingan
atau kepuasan orang lain; mengorbankan orang lain, dan berorientasi pada
hubungan jangka pendek.
Ciri-ciri
negosiator distributif antara lain :
a. Tawaran
awal tidak masuk akal (ekstrem)
b. Kewenangan
terbatas
c. Mempermainkan
emosi lawan
d. Pantang
memperlihatkan kelemahan
e. Hampir
tidak memberikan kelonggaran
f. Mengabaikan
batas waktu
2. Negosiasi integratif (kooperatif),
negosiasi ini lebih mengedepankan prinsip menang dan menang antara kedua belah
pihak yang terlibat pada kegiatan negosiasi. Kegiatan ini lebih memperhatikan
kepentingan dan kepuasan orang lain dan berorientasi pada hubungan jangka
panjang.
Ciri-ciri
negosiator integratif antara lain:
a.
Menyesuaikan diri dengan kebutuhan orang lain
b.
Mencari titik temu dari setiap perbedaan
c.
Menyelaraskan
setiap perbedaan.
Strategi
Dalam Bernegosiasi
1.
Win-win. Strategi ini dipilih bila
pihak-pihak yang berselisih menginginkan penyelesaian masalah yang diambil pada
akhirnya menguntungkan kedua belah pihak. Strategi ini juga dikenal sebagai
Integrative negotiation.
2.
Win-lose. Strategi ini dipilih karena
pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari
penyelesaian masalah yang diambil. Dengan strategi ini pihak-pihak yang
berselisih saling berkompetisi untuk mendapatkan hasil yang mereka inginkan.
3.
Lose-lose. Strategi ini dipilih biasanya
sebagai dampak kegagalan dari pemilihan strategi yang tepat dalam bernegosiasi.
Akibatnya pihak-pihak yang berselisih, pada akhirnya tidak mendapatkan sama
sekali hasil yang diharapkan.
4.
Lose-win. Strategi ini dipilih bila salah
satu pihak sengaja mengalah untuk mendapatkan manfaat dengan kekalahan mereka.
Alasan dilakukan Negosiasi yaitu:
a. Pihak
kita menginginkan sesuatu yang saat ini masih berada dalam control pihak mitra
negosiasi
b. Pihak
mitra negosiasi pun menginginkan sesuatu yang ada dalam control kita
c. Untuk
mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan
d. Untuk menyelesaikan
permasalahan dan mencari titik temu
e. Supaya
bisnis atau usahanya bisa tetap bertahan
Yang Dikatakan
Negosiasi Itu Berhasil : jika berakhir dengan kedua belah pihak
mendapatkan apa yang diinginkan
PROSES
NEGOSIASI melalui beberapa tahap walaupun tidak kaku yaitu tahap
penawaran (offering), tahap penjualan (selling), tahap
bargaining (tawar menawar) dan tahap negosiasi. Seorang negositor yang baik memiliki
beberapa persyaratan yaitu :
a. Konsisten
dan tetap teguh pada tujuan yang ingin dicapai
b. Strategis
dan menguasai keadaan
c. Berpikir
kreatif
d. Komunikatif dan bisa melakukan komunikasi
persuasive
Proses
Negosiasi :
1. Persiapan
2. Memulai
3. Langkah
strategis
4. Diskusi
dan komunikasi
5. Melakukan
pengukuran :
a. Diri
b. Lawan
c. Situasi
d. Pengembangan
strategi
6. Penutup
dan kesepakatan
7. Pasca
kesepakatan
Negosiasi Sering Kali
Gagal bukan karena masalah harga atau mutu
barang yang tidak sesuai, tetapi sering kali gagal karena tidak ada niat baik
pada satu pihak untuk bernegosiasi, sika egois yang tidak kooperatif dan
akomodatif, terdapat kesenjangan hubungan, kekhawatiran akan kalah,
agenda-agenda tersembunyi dan ketidakterbukaan, konflik pribadi diantara
peserta negosiasi, masalah-masalah budaya dan bahasa dan kurangnya atau bahkan
tidak adanya wewenang untuk bernegosiasi.
Kesimpulan
Lobi,dan negosiasi merupakan
bagian dari konsep komunikasi secara umum yang bertujuan mempengaruhi, menarik
perhatian, manarik simpati, menimbulkan empati, menyampaikan informasi dari dan
atau ke seseorang, kelompok, organisasi, perusahaan, lembaga negara bahkan
negara. Selain itu, dalam konteks komunikasi, hal itu juga tidak lepas dari
realitas dimana setiap orang membutuhkan informasi.
Keberhasilan lobi, dan negosiasi
tidak lepas dari proses komunikasi yang baik. Dalam konteks proses komunikasi,
negosiator memiliki peran sebagai komunikator yang mengawali proses terjadinya
komunikasi dalam negosiasi. Karena itu sebagai komunikator, baik
negosiator, lobbyi harus dapat memahami kliennya yang di pihak lain berperan
sebagai komunikan.
Dari paparan diatas tadi,
bahwa dengan kegiatan lobi, dan negosiasi tentunya kita dapat melihat bahwa
kegiatan tersebut merupakan sebuah keharusan global dalam dinamika kehidupan
individu dan kelompok. Kegiatan tersebut merupakan sebagai alat untuk
menjembatani setiap permasalahan atau konflik yang terjadi di sekitar kita,
yang mana kita sebagai individu atau kelompok harus memiliki kemampuan untuk
memecahkan setiap permasalahan atau konflik yang ada. Konflik sering terjadi
itu biasanya atas dasar permasalahan negara, kelompok, bahkan individu. Lobi,
dan negosiasi akan berhasil jika setiap individu dan kelompok dapat memberikan
solusi kreatif dalam memecahkan permasalahan atau sengketa yang ada.
No comments:
Post a Comment