PEREKEMBANGAN
SOSIAL ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang terjadi pada anak
meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun
non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Kesepakatan para ahli menyatakan
bahwa : yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan
pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka
berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam
bentuknya yang hakiki.
Beberapa teori perkembangan manusia
telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi
kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri
perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan
lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan
emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai
yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan
proses sosialisasi
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :
1. Apa makna
perkembangan sosial anak ?
2.
Bagaimana bentuk – bentuk tingkah
laku sosial pada anak ?
3.
Faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi perkembangan sosial anak ?
4. Bagaimana
pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui makna perkembangan sosial anak untuk mengetahui bentuk-bentuk
perkembangan sosial anak ; mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial anak dan pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah
laku anak.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga
bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan
masala dan sistimatika uraian. Kedua: Isi atau bagian teori dan hasil meliputi
; makna perkembangan sosial anak, bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ;
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh
perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Makna Perkembangan Sosial Anak
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :
Hubungan
sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh
kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia
menjadi komplek dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang
amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah
dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan
sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri
lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri,
mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan
kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
B. Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial
Dalam perkembangan menuju kematangan
sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1.
Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah
laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang
tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini
mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan
mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak
seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol
atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses
perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2. Agresi
(Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik
secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah
bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi
kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang
seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha
mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau
keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas
anak akan semakin memingkat.
3.
Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4. Menggoda
(Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari
sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam
bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada
orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang
lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia
empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat
bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja
sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan
orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada
usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai
situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini
adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8.
Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam
memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong
individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau
bekerjasama dengan dirinya.
C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial anak dipengaruhi
beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan
pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak,
termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga
merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga,
pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh
keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan
baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan
proses sosial memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan
banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian
ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam
masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas
Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial
anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan
baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat
menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.
D. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak,
mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi
diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya
dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang
lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh
ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan
orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering
menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan
keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris
sering terlihat, diantaranya berupa :
1.
Cita-cita dan idealism yangbaik,
terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa
memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya
menyelesaikan persoalan.
2.
Kemampuan berfikir dengan pendapat
sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan
penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap
ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya
sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Pada awal manusia dilahirkan belum
bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.Perkembangan sosial
individu dimulai sejak anak usia 18 bulan.
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan sosial anak juga semakin bagus.
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan sosial anak juga semakin bagus.
Perkembangan sosial juga sangat
mempengaruhi kepribadian anak, anak yang mempunyai daya intelegensi yang
tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya memiliki kepribadian yang
baik.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Cahyani Ani. Mubin, Psikologi perkembangan; cet I
(Quantum Teaching, Ciputat Press Group, 2006).
Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow
Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa, Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi
Perkembangan suatu pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga,
tt.
LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan
Peserta didik , Bandung; Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
Santrock, John W, Life-Span Development, WM, C Brown
Comunication, Inc, 1995, Alih bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa
Hidup Jilid I, Jakarta, Erlangga, 2002.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja
Grafindo, : 2004).
No comments:
Post a Comment